Jumat, 23 Juli 2010

bunga lara

kutanyakan pada bunga
mengapa mau membahasakan ungkapan
lalu orang-orang itu menghirup
bangkai segarmu

wahai mawar
dimana kau sembunyikan durimu?

oh aku lemas lunglai
jawab bisikmu tajam menghujam
seperti teriakan puisi dalam kalam habis tinta
gores luka lembaran kertas nyaris robek
paksakan nurani menerima tangismu

engkau mawar sembunyi duri
sepenuh dendam berbisik dalam-dalam
: kan kusembunyikan tajam duriku
di telapak tanganmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar