Senin, 14 Juni 2010

rumahku

dahulu rumahku paling megah se gang
saat para tetangga masih belum merenovasi
bertahun kemudian
setelah pendapatannya ikut direnovasi
maka kini rumahku paling kumuh


berusaha senyum dan menentramkan hati sendiri
ada dana tak seberapa kubuat renovasi mobil tuaku
hmm...mencari padanan tuk seimbangkan alibi


rumahku
kudapatkan damai disana
dengan segala riuh isinya
anak-anak istri berprestasi
ada tempat gantungan joran di atas tangga lantai 2 
untuk tak menyebut tempat jemuran sepatu dan kaos kaki


rumahku
tempat para kawan mencari tempat berteduh
walau kadang harus menggoyangkan kepala kesana-kemari 
menghindari tetes hujan yang nakal melompati sela-sela genteng


rumahku
saat tubuh penat 
menggelosoh diantara TV dan kamar mandi
anak-anak yang melompati kaki
mengambil biji dakon yang berserak di bawah almari


rumahku
pikiran kalut
akan kembali tenang
saat kutengadah menghitung cicak yang berlarian lucu
zig-zag menghindari lobang-lubang kecil di plafon


rumahku,
adalah saat aku bangga jika ditanya
rumahnya dimana mas?
hmmm...jawabku tak akan bohong lagi





1 komentar:

  1. maka bacalah rumah-rumah dengan kacamatahati yang ramah. kemana pun kita singgah. senantiasa kita dapatkan nuansa nan indah. Salam kangen kembali Mas Eko Ye Pe....... bX-u7k3a4

    BalasHapus